30 April 2007

Family Gathering

Ikutan isteri di acara Family Gathering Direktorat Cukai - DJBC
di Cibodas, wuhhhhh dingin rek (ndesoo......)

D J B C
INKARLA

26 April 2007

Marketting Online

Pay Per Click
Program ini akan membayar anda dari setiap banner yang diclick oleh pengunjung atau visitor dengan catatan bahwa seluruh "click" yang terjadi adalah Unik. Setiap pengunjung yg datang ke blog Anda dan kemudian meng-klik iklan Google yg ada di situ, maka Anda sebagai pemilik blog (publisher) akan mendapat jatah bagian dari Google. Besarnya bervariasi, tergantung iklannya.Ada tiga komponen dalam google adsense yaitu : Advertiser atau pemasang iklan, Company (Google Inc) dan Publisher yakni pemilik blog/website yg ditumpangi iklan google. Setiap ada iklan yg diklik oleh pengunjung (bukan oleh Anda), maka Advertiser membayar kepada Google Inc. Bayaran tersebut oleh Google Inc. sebagiannya dibagikan kepada kita sebagai publisher. Semuanya terkalkulasi secara otomatis dg teknologi IT yang dimiliki Google. Jadi, kita sebagai publisher tidak boleh main curang dg mengklik sendiri iklan-iklan diblog kita, karena pasti akan ketahuan. Dan apabila ketahuan, maka akan diberi peringatan satu kali, dan dipecat apabila melakukan lagi.

Publisher
Publisher adalah pemilik situs/web/blog

Advertiser
Advertiser adalah para pemasang iklan, yang bannernya terpasang pada situs anda.

Referral
Adalah suatu program yang mengharuskan anda memberi referensi pada pengunjung lain, dan bila mereka mengikuti program tersebut, maka anda akan dibayar, tentu dengan aturan main dan kesepakatan yang ditentukan sebelumnya antara anda dengan pemilik program tersebut.

Afiliate Martketting typically refers to an Electronic commerce version of the traditional agent/referral fee sales channel concept. An e-commerce affiliate is a website which links back to an e-commerce site such as Amazon.com. When the readers of the website click on the link, they are connected to the e-tailer and if they purchase a product or service from the said site the affiliate receives a small payment (depending upon the e-commerce site policies), usually a percentage of the money the customer spends.

However, as the e-commerce continues to evolve, e-commerce affiliates are no longer restricted to website owners. Bloggers and members of different online community forums can be affiliates as well. Many emerging affiliate programs are now accepting bloggers and individuals, not necessarily webmasters, to be affiliates.

Affiliates can also be referred as publishers. The Hotel and Travel Industry uses affiliate marketing to a large extent.

Affiliate Marketers don't necessarily have to be Affiliate Marketers specifically. Sometimes such marketers can actually be the e-commerce web site that actually sells the products and services. The advantage of this method of marketing is that it cuts out the middleman but it does require the affiliates to have a high degree of trust in the software and people behind the e-commerce web site in question.

An affiliate network is a value-added online media intermediary, providing services including aggregation, distribution of creative materials, and campaign performance tracking/reporting, for affiliate merchants and affiliates.[1]

For affiliate merchants, services can include providing tracking technology, reporting tools, payment processing, and access to a large base of affiliates. For affiliates, services can include providing one-click application to new merchants, reporting tools, and payment aggregation.

The networks are free to join but can be hard to find. They sometimes call themselves names like "marketing solutions provider", "pay-for-performance network", "cost-per-action advertising network", or even "performance-based online marketing services company". They can provide pay-per-lead (PPL), pay-per-sale (PPS), pay-per-action (PPA) – sometimes called cost per action (CPA) – and pay-per-click (PPC) offers from merchants that you promote on your web site or in your newsletter.

Some affiliate networks allow almost anyone to join. Others insist your site must receive a certain number of visitors. Some also let you see a directory of the merchants in the network before you join, whereas others show you their list of offers only after you join.

09 April 2007

Perilaku Biadab di Dunia Pendidikan

Sekolah apa sih pah..yang pake tendangan dan pukulan ....

Kekerasan yang berujung pada kematian siswa didik masih saja terjadi di dunia pendidikan di Indonesia, Kampus yang seharusnya menjadi tempat menggali ilmu, interaksi sosial budaya dan ilmiah menjadi ladang pembantaian dengan kedok ”pembinaan” siswa dengan dalih mendisiplinkan dan mentaati peraturan lembaga.

Pengajaran dan pendidikan dengan tendangan, pukulan, dan segala bentuk kekerasan fisik terhadap siswa yang dilakukan oleh sebagian siswa dan pendidik (oknum) atas nama pembinaan adalah penistaan terhadap harkat dan martabat manusia, dan merupakan cara-cara yang menjijikan yang tidak pantas untuk diterapkan dimanapun di dunia ini. Siswa akan meniru apa yang diajarkan oleh pendidik, bila yang diajarkan kekerasan maka output yang dihasilkan pun akan sama. Bagaimana menghasilkan anak didik yang baik dan berkualitas secara intelektual dan moral bila dalam menjalani masa pendidikan, siswa telah akrab dengan kekejaman dan kekejian terhadap manusia yang lain?

Untuk mendidik siswa agar memiliki ketangguhan dan kecakapan dalam menghadapi dan memecahkan persoalan tidak dapat dibentuk dengan pukulan dan tendangan, tapi dengan metode pengajaran yang menggunakan akal sehat dan cara berpikir ilmiah serta kasih sayang sebagai seorang manusia. Dunia pendidikan adalah dunia belajar, dunia yang menjadi impian semua anak, dunia untuk menggapai cita-cita, hendaknya ada dalam suasana yang baik, damai, diisi dengan kegiatan ilmiah, penuh canda tawa yang memang masih diperlukan di usia didik, bukan dengan menerapkan displin kaku dan berbau militeristik, karena hanya melahirkan manusia-manusia batu.

Diperlukan kesabaran, pengorbanan dan ketulusan luar biasa untuk menjadi seorang pendidik, karena akan berhadapan dengan bermacam-macam karakter, tingkat kecakapan dan kepandaian, latar belakang sosial budaya dan ekonomi yang berbeda dari para siswa, yakinlah Tuhan akan membalas kemurahan para pendidik dalam membimbing dan mengantar siswanya menyongsong masa depan. Bila masih orang ada yang beranggapan bahwa sistem ”pembinaan” masih diperlukan dalam konsep pendidikan, sebaiknya meninggalkan dunia pendidikan di Indonesia, agar ada ruang bagi para orang tua memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi anak-anaknya dalam menikmati pendidikan tanpa harus dibayangi kematian.

Pendidikan apapun bungkus lembaganya harus jauh dari kekerasan, sangat menyedihkan di jaman modern, masih saja dilakukan cara-cara tidak manusiawi yang mengakibatkan meninggalnya siswa didik. Mendidik dalam pandangan sebagian orang disebut ”pembinaan” atau juga dalam bentuk lain seperti orientasi (ospek) yang berujung kekerasan hanya akan melahirkan kekerasan yang lain, sama seperti (maaf) penjahat yang melakukan tindakan kriminal ada kecenderungan mengulangi perbuatannya dan jika ada penyataan bahwa kejadian tersebut dalam kategori ”kecolongan” sangat sulit disandingkan dengan fakta yang ada, karena pada kenyataannya terjadi berulang-ulang.

Ada kebiasaan di negeri ini dalam menanggapi kekerasaan yang terjadi yang kebanyakan menyebabkan jatuhnya korban jiwa, selalu dikatakan sebagai ekses, sehingga menciptakan kondisi di masyarakat bahwa kekerasan tersebut seolah-olah adalah sesuatu yang biasa dan bukan sebagai suatu kejahatan sehingga akhirnya tidak ada efek jera dan memunculkan pelaku-pelaku lainnya, karena tidak rasa bersalah dan hukuman yang sepadan.

Para siswa dan lingkungan lembaga pendidikan dimana pun hendaknya dilandasi dan dibangun atas dasar persamaan derajat bahwa ”Semua siswa sama derajatnya dan memiliki kesempatan yang sama untuk maju dan menimba ilmu” tidak ada senior dan yunior, semua sama!!! yang pandai sudah selayaknya membantu yang lemah, disinilah nilai humanisme seorang manusia, bukan dibentuk seperti robot tanpa jiwa.

Pemimpin yang dilahirkan oleh konsep kekerasan akan memanen buah yang sama, karena sudah menjadi hukum alam ”buah jatuh tidak jauh dari pohonnya”. Apalah gunanya kita berkarir cemerlang, jika kita pernah membunuh.